admin@dialogika.co +62 851 6299 2597
Kesalahan Personal Branding, Branding Anak Muda, Personal Branding Gagal

Kesalahan Personal Branding: Ini Dia 5 Hal yang Sering Dilakukan Anak Muda

Kesalahan Personal Branding - Di era digital seperti sekarang, siapa kamu di internet bisa lebih penting daripada siapa kamu di dunia nyata. Anak muda hari ini sangat aktif di media sosial, entah itu posting di Instagram, membuat video di TikTok, atau berbagi opini di X (Twitter). Tapi sayangnya, banyak yang belum menyadari bahwa semua aktivitas ini membentuk personal branding mereka.

Personal branding bukan cuma untuk selebgram atau public figure. Justru, setiap orang yang punya akun media sosial, apalagi yang sedang merintis karier, perlu membangun citra diri yang kuat dan konsisten.

  • Key Takeaways
  • Membuat konten bermakna
  • Konsistensi membangun identitas
  • Jaga dan kelola jejak digital
  • Aktif di platform profesional
  • Berani tampil dan berbagi nilai

Kenapa Personal Branding Wajib Dipahami di Era Digital

Personal branding adalah bagaimana orang lain memandang dirimu. Ini bukan cuma soal bagaimana kamu ingin dikenal, tapi juga bagaimana kamu dikenali, dipercaya, dan dipilih dalam berbagai kesempatan profesional baik itu pekerjaan, kolaborasi, maupun peluang beasiswa. Sayangnya, banyak anak muda membangun personal branding secara tidak sadar. Mereka membentuk citra diri berdasarkan tren, tekanan sosial, atau keinginan untuk terlihat menarik tanpa mempertimbangkan apakah itu selaras dengan nilai dan tujuan hidup mereka. Hasilnya? Branding yang tidak otentik, membingungkan, bahkan bisa merugikan.

Jika personal branding yang kamu bangun tidak sesuai dengan siapa kamu sebenarnya, maka kepercayaan publik bisa luntur. Apalagi di era digital, rekam jejakmu mudah ditelusuri dan bisa memengaruhi keputusan besar, dari diterima kerja hingga dipercaya menangani proyek. Maka penting untuk memahami kesalahan-kesalahan umum dalam personal branding agar kamu bisa menghindarinya.

Nah, supaya nggak salah langkah, berikut ini adalah lima kesalahan personal branding yang paling sering dilakukan anak muda dan cara memperbaikinya.

1. Terlalu Fokus pada Gaya, Lupa Konten Bermakna

Kesalahan pertama yang sering terjadi dalam membangun personal branding adalah terlalu mementingkan tampilan luar atau estetika, tanpa memperhatikan isi yang dibagikan. Banyak anak muda merasa bahwa personal branding cukup dengan memiliki feed Instagram yang rapi, tone warna senada, atau gaya berpakaian tertentu.

Namun, personal branding bukan hanya tentang tampil menarik secara visual. Jika kontenmu tidak mencerminkan siapa kamu, apa keahlianmu, dan nilai apa yang kamu bawa, maka brandingmu akan terasa kosong. Orang mungkin akan terkesan sesaat, tapi tidak menemukan alasan untuk mengikuti atau mempercayaimu dalam jangka panjang.
Solusinya, mulailah membangun konten yang bermakna dan sesuai dengan nilai serta keahlianmu. Bagikan insight, cerita, pengalaman belajar, atau karya nyata. Tampilkan siapa dirimu lewat konten yang autentik, bukan hanya tampilan luar yang indah.

2. Branding yang Tidak Konsisten

Branding yang tidak konsisten membuat audiens sulit memahami siapa kamu sebenarnya. Hari ini kamu terlihat sebagai aktivis lingkungan, minggu depan sebagai content creator lifestyle, lalu minggu berikutnya sebagai pebisnis crypto. Inkonsistensi ini bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap personal brand-mu. Bingung memilih niche adalah hal yang wajar, terutama di usia 20-an yang penuh eksplorasi. Namun, jika kamu ingin serius membangun personal branding, konsistensi adalah kunci agar orang lain mudah mengenali dan mengingatmu.

Solusinya, tentukan satu atau dua tema besar yang sesuai dengan minat dan keahlianmu. Fokuslah membangun narasi di sekitar tema tersebut. Branding yang baik bukan berarti membatasi diri, tapi memberi arah dan identitas yang kuat.

3. Mengabaikan Jejak Digital Lama

Banyak anak muda belum sadar bahwa postingan lama di media sosial bisa jadi masalah di masa depan. Entah itu komentar negatif, unggahan yang bersifat ofensif, atau konten yang sudah tidak relevan, semuanya bisa dengan mudah ditemukan hanya dengan mengetik namamu di mesin pencari. Perusahaan, HRD, beasiswa, bahkan rekan kerja akan mengecek profil digitalmu sebagai bagian dari proses seleksi atau kolaborasi. Jejak digital yang negatif bisa membuat reputasimu buruk, meski skill-mu sebenarnya bagus.

Solusinya, lakukan audit digital secara rutin. Cek Google dengan namamu, lihat apa yang muncul. Hapus atau arsipkan konten yang tidak mencerminkan dirimu saat ini. Rekam jejak digital bukan sesuatu yang bisa dihindari, tapi bisa dikendalikan.

4. Tidak Memanfaatkan Platform yang Tepat

Mengandalkan hanya satu platform sosial media hiburan (seperti TikTok atau Instagram) tanpa membangun kehadiran di platform profesional seperti LinkedIn bisa membatasi jangkauan personal branding-mu.
Banyak anak muda berbakat dan berprestasi, tapi mereka tidak terlihat di platform yang digunakan oleh komunitas profesional, rekruter, atau mitra bisnis. Akibatnya, mereka kehilangan banyak peluang.
Solusi yang bisa kamu lakukan yaitu, mulailah membangun kehadiran profesional di LinkedIn, Behance, Medium, atau website portofolio. Lalu.., buat profil yang rapi, unggah karya, tulis opini atau insight di bidang yang kamu minati. Personal branding yang kuat adalah kombinasi antara kehadiran di dunia hiburan dan profesional.

5. Takut Menunjukkan Diri dan Potensi

Banyak anak muda enggan menampilkan prestasinya karena takut dianggap sombong atau “pamer.” Padahal, menunjukkan pencapaian secara sehat adalah bagian penting dari personal branding. Dunia tidak akan tahu kelebihanmu jika kamu tidak pernah menunjukkan apa yang bisa kamu lakukan.

Kekhawatiran ini sering membuat anak muda menyembunyikan karya, tidak berani mengunggah portofolio, atau enggan berbagi pandangan profesional. Akhirnya, peluang pun lewat begitu saja.
Solusinya, belajarlah membedakan antara pamer dan berbagi. Kamu bisa menampilkan prestasi dengan cara yang rendah hati dan bermanfaat bagi orang lain. Misalnya, ceritakan proses di balik pencapaianmu atau bagikan tips dari pengalamanmu. Tunjukkan bahwa kamu punya value dan layak dipercaya.

Menawar, negosiasi, murah

Tanya Aja Dulu

Susah dan Gugup Ngomong di Depan Umum? Konsul Aja Dulu

Tanya Admin


Kesimpulan

Personal branding adalah perjalanan jangka panjang yang dimulai dari kesadaran diri. Kamu tidak harus sempurna, tapi kamu harus otentik dan konsisten. Hindari lima kesalahan di atas agar personal brand-mu benar-benar mencerminkan nilai dan potensi dirimu. Karena di dunia yang makin terbuka ini, personal branding yang baik bisa jadi pembuka jalan untuk karier, relasi, dan kepercayaan yang lebih besar.


“Life’s too short to hang out with people who aren’t resourceful”


Gambar kak Fitriani

Fitriani

The only way to do great work is to love what u do

Writer Notes

Notes

Banyak anak muda terjebak anggapan bahwa personal branding cukup dengan tampil keren di media sosial. Padahal, membangun citra diri yang kuat membutuhkan keaslian, arah, dan konsistensi. Artikel ini ditulis sebagai pengingat bahwa personal branding bukan soal menjadi orang lain, melainkan menampilkan versi terbaik diri sendiri dengan cara yang bermakna dan jujur.

Komentar