admin@dialogika.co +62 851 6299 2597
basa-basi, public speaking, komunikasi, percaya diri

Ternyata Ngobrol Receh Bisa Bikin Kamu Jago Public Speaking! Kok Bisa?

Basa-Basi - Pernah nggak sih kamu lagi naik ojek online, terus kamu buka obrolan, “Tadi macet banget ya, Mas?”

Kalimat sederhana itu tiba-tiba muncul begitu saja dari mulut kita. Biasanya kita lakukan itu untuk mengisi keheningan selama perjalanan atau mencairkan suasana dengan orang baru. Sekilas kalimat basa-basi itu terasa sepele. Namun, itu justru bisa jadi skill mewah yang mungkin nggak disadari.

  • Key Takeaways
  • Manfaat Basa-Basi
  • Public Speaking Pemula
  • Komunikasi Efektif
  • Latihan Percaya Diri
  • Latihan Berbicara

Basa-basi dengan orang asing seperti driver ojol, pedagang kaki lima, ataupun kasir itu ternyata bisa melatih kemampuan komunikasi kita, loh. Latihan berbicara ataupun public speaking itu nggak harus di panggung besar, tapi terbentuk dari hal-hal kecil yang dilakukan setiap harinya.


Basa-Basi dan Generasi Muda

Di era digital seperti saat ini, generasi muda lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi melalui chat daripada bertatap muka langsung. Akhirnya kemampuan komunikasi lisan pun terasa canggung atau kikuk. Padahal komunikasi itu jadi salah satu soft skill yang paling dibutuhkan saat ini, baik di dunia profesional ataupun kehidupan sosial.

Kemampuan berbicara bukan soal menguasai materi atau bicara di depan banyak orang saja. Lebih daripada itu, ini soal bagaimana kita bisa menghadapi lawan bicara dengan percaya diri. Kemampuan itulah yang perlu dibangun secara perlahan melalui kebiasaan kecil, misalnya dengan melakukan basa-basi dengan orang asing. Kok bisa?


Basa-Basi Itu Bukan Omong Kosong

Kebanyakan orang berpikir kalau basa-basi itu sekadar omong kosong belaka. Nggak jarang juga orang berpikir bahwa basa-basi itu nggak penting. Padahal basa-basi itu bisa menjadi jembatan awal untuk percakapan yang lebih dalam.

Bayangin, mau buka obrolan dengan orang baru, tapi kamu justru mulai dengan topik berat kayak, “Eh menurutmu bagaimana kondisi ekonomi Indonesia saat ini?”
Alih-alih menjawab, lawan bicara justru hanya akan diam atau bingung mau merespons seperti apa. Akhirnya suasana menjadi canggung dan kaku. Namun coba deh kalau dimulai dengan hal sederhana seperti, “Akhir-akhir ini kerasa dingin banget nggak sih?” suasananya justru akan cair dan jauh lebih santai. Lawan bicara pun akan merasa nyaman untuk ngobrol lebih jauh. Dari situlah kepercayaan akan terbentuk.

Itulah inti dari komunikasi yang baik dan efektif. Sebelum memulai percakapan lebih jauh dengan orang lain, bukalah obrolan dengan hal yang menyenangkan. Buatlah lawan bicara merasa nyaman dan percaya dengan kita. Ini menjadi latihan berharga untuk menghadapi berbagai situasi nyata di kehidupan sosial.


Basa-Basi Bukan Hanya Ngomong

Basa-basi itu bukan soal ngobrol random sama orang asing saja. Lewat obrolan sederhana itu sebenarnya kita sedang belajar banyak hal penting mengenai komunikasi:

Keberanian untuk Memulai

Biasanya orang takut membuka obrolan duluan karena takut merasa aneh dan canggung. Namun dengan kita mencoba membuka percakapan duluan, kita sedang melatih untuk menaklukkan rasa takut dan overthinking itu.

Kemampuan Membaca Situasi

Ngobrol random sama orang asing itu juga ngajarin kita peka terhadap berbagai situasi. Kita belajar untuk tahu kapan waktu yang tepat untuk ngomong, topik apa yang cocok untuk dibahas saat itu, dan intonasi yang harus digunakan.

Menjaga Ritme Komunikasi

Saat basa-basi dengan orang asing, kita juga belajar untuk mempertahankan percakapan biar suasananya tetap ngalir dan tidak canggung. Kita belajar kapan harus ngomong tanpa nyela, kapan harus mendengarkan penuh, dan kapan harus menyisipkan humor ringan. Ini bisa menjadi modal besar untuk kemampuan public speaking kita.


Tips Basa-Basi yang Natural

Masalah utama yang sering dipikirkan ketika mau ngobrol sama orang asing adalah takut dibilang “sok kenal” atau “sok akrab”. Padahal kuncinya hanya satu, yaitu tulus. Nggak perlu memaksa percakapan, mulai saja dari hal sederhana dan ringan.

Beberapa tips basa-basi yang bisa dilakukan agar terdengar natural:

Pilih Topik Santai dan Ringan

Untuk bisa melakukan obrolan yang natural, mulailah dengan topik sederhana, santai, dan juga ringan. Carilah topik alami yang bisa dibahas. Misalkan membahas cuaca terkini, kondisi lalu lintas, ataupun kabarnya. Topik seperti itu merupakan topik aman dan mudah untuk direspons oleh lawan bicara

Perhatian Body Language

Ketika berkomunikasi secara berhadapan, perhatikan gestur tubuh dan intonasi yang kita lakukan. Misalnya, senyum kecil, kontak mata, hingga intonasi suara. Melalui komunikasi non-verbal itu, orang lain bisa merasakan orang seperti apa kita.

Dengarkan dengan Saksama

Orang akan senang untuk didengarkan daripada dikomentari. Kalau ingin lawan bicara merasa nyaman dengan kita, dengarkanlah mereka dengan saksama. Perhatikan kapan harus mendengarkan dan kapan harus menanggapi. Dengan begini kita akan memiliki modal untuk bisa menyesuaikan diri di berbagai situasi sosial yang mungkin tak terduga.

Kesimpulan

Pada akhirnya, kemampuan berbicara bukan tentang seberapa sering tampil di depan banyak orang, tapi seberapa berani kita untuk mulai bicara. Kadang, proses itu tidak terjadi di panggung besar, melainkan di momen-momen sederhana seperti saat menyapa abang ojol, menimpali kasir dengan senyum, atau ngobrol singkat dengan pedagang kaki lima yang sedang menunggu pembeli.

Basa-basi kecil itu mungkin terdengar remeh, tapi di situlah kita belajar banyak hal: bagaimana mengatur nada suara, membaca ekspresi orang lain, dan menyusun kata dengan spontan. Dari obrolan ringan itu, kamu sedang membentuk versi dirimu yang lebih percaya diri, lebih terbuka, dan lebih siap menghadapi dunia yang penuh interaksi sosial.

Public speaking bukan soal pidato sempurna, tapi tentang bagaimana seseorang hadir dan membuat orang lain merasa nyaman mendengar suaranya. Jadi, jangan remehkan obrolan ringan. Kadang, percakapan paling sederhana bisa membawa perubahan paling besar, termasuk dalam cara kamu berbicara, berinteraksi, dan menampilkan diri di depan dunia.


“A smart person knows how to talk. A wise person knows when to be silent."


Gambar kak Afifah Rismayanti

Afifah Rismayanti

Boleh takut, tapi jangan lupa berani.

Writer Notes

Notes

Artikel ini ditulis untuk mengajak pembaca, khususnya generasi muda, melihat bahwa kemampuan public speaking tidak selalu harus diasah lewat panggung besar atau latihan formal. Terkadang, keberanian berbicara justru tumbuh dari hal-hal kecil dan spontan, seperti basa-basi dengan orang asing. Melalui pendekatan ringan dan gaya bertutur yang relevan, artikel ini ingin menumbuhkan kesadaran bahwa komunikasi yang baik dimulai dari keberanian sederhana untuk menyapa dan membuka percakapan.

Komentar