admin@dialogika.co +62 851 6299 2597
Overthinking, Burnout, Struggles

Overthinking Tiap Malam? Mungkin Ini Alasan Gen Z Gampang Drop

Overthinking setiap malam dan dampaknya bagi kesehatan mental Gen Z - Banyak anak muda, khususnya Gen Z, sering sekali mengalami overthinking sebelum tidur. Pikiran yang harusnya istirahat tapi malah berputar ke masa lalu atau masa depan yang belum jelas. Kebiasaan ini bisa bikin otak terus bekerja tanpa henti, akhirnya tubuh jadi susah rileks. Kalau berlangsung terus-menerus, dampaknya bukan cuma susah tidur, tapi juga bisa membuat mental gampang drop dan lebih sensitif, gampang cemas, bahkan kehilangan motivasi di aktivitas sehari-hari.

  • Key Takeaways
  • Dampak negatif overthinking
  • Pola pikir perfeksionis & FOMO
  • Cara mengurangi overthinking
  • Mental health
  • Gen Z rentan overthinking


Overthinking Tiap Malam? Mungkin Ini Alasan Gen Z Gampang Drop 

Apa Itu Overthinking di Malam Hari?

Overthinking adalah kebiasaan berpikir terus-menerus dan menduga-duga, mengulang kekhawatiran, atau menilai diri sendiri. Malam hari sering kali jadi waktu ketika pikiran ini muncul dengan sangat kuat karena suasana lebih tenang dan minim gangguan. Bagi Gen Z, ini sering berubah jadi penyebab utama stres dan gangguan tidur.

Kenapa Gen Z Lebih Rentan?

1. Paparan Medsos yang Terlalu Intens

Gen Z tak bisa lepas dari media sosial. Scrolling tanpa henti di malam hari membuat mereka mudah membandingkan diri, merasa kurang, bahkan cemas berlebihan. Studi menyebut bahwa kecanduan medsos berkorelasi dengan menurunnya rasa percaya diri dan meningkatnya kecemasan.

2. FOMO dan Gaya Hidup Accidentally Highlighted

Rasa takut ketinggalan (“FoMO”) bikin Gen Z terus cek update kalau itu disertai rasa iri atau gagal ikut, tak heran pikiran jadi mentok ke hal negatif.

3. Ketidakberdayaan Emosional

Beberapa Gen Z belum memiliki keterampilan untuk mengelola emosi dengan baik sehingga saat stres datang, responsnya sering kali overthinking.

4. Tuntutan Hidup yang Tinggi

Tuntutan akademik, karier, dan tampil di medsos bikin beban mental ekstra. Banyak yang merasa kalau malam tiba, semua kecemasan itu datang menghantui.

5. Gangguan Ritme Tidur karena Digital Overload

Paparan layar dan konten yang terlalu aktif di malam hari bikin ritme sirkadian terganggu, sehingga kualitas tidur menurun. Hasilnya? Otak susah rileks dan overthinking jadi makin berkembang.

6. Kurangnya Bantuan Profesional

Banyak Gen Z mengandalkan medsos seperti TikTok atau Instagram untuk cari info kesehatan mental, meski ini belum tentu akurat dan bisa memperparah kecemasan.

Dampak Overthinking di Malam Hari

  • Insomnia dan gangguan tidur karena pikiran sulit “dimatikan”.
  • Penurunan mood dan fokus di pagi harinya, akibat tidur kurang berkualitas.
  • Meningkatkan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
  • Perasaan tidak nyaman terhadap tubuh akibat foto yang diubah atau standar kecantikan tak realistis (“Snapchat dysmorphia”).

Solusi Praktis Mengatasi Overthinking Malam Hari

1. Rutinitas Malam yang Menenangkan

Matikan ponsel satu jam sebelum tidur, coba journaling, baca buku ringan, atau meditasi singkat. Ini terbukti membantu otak bermigrasi dari mode aktif ke mode rileks.

2. Mindfulness & Teknik Pernapasan

Sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa mindfulness (kesadaran penuh pada saat ini) bisa menurunkan stres dan memperbaiki kualitas tidur.

3. Batasi Waktu Medsos, Kurasi Konten

Atur batasan waktu scrolling. Hapus akun yang bikin minder, ikuti konten positif, dan mulai kurasi feed yang lebih menyenangkan.

4. Terapkan “Worry Time”

Alokasikan waktu khusus misalnya 15 menit siang hari untuk memikirkan hal-hal yang mengganggu. Sehingga malam, pikiran bisa lebih pause.

5. Ciptakan Suasana Tidur Optimal

Pastikan kamar sejuk, gelap, dan tenang. Usahakan tidur di jam yang konsisten tiap malam.

6. Dapatkan Bantuan Profesional

Kalau overthinking terus-menerus sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu hubungi psikolog atau terapis. Terapi kognitif-perilaku (CBT) khusus insomnia juga efektif.

7. Keseimbangan dengan Aktivitas Offline

Jauhkan sejenak dari dunia penuh layar berolahraga ringan, berkebun, jalan sore, atau berbagi cerita dengan teman dekat bisa menjadi ruang pemulihan mental.


Menawar, negosiasi, murah

Tanya Aja Dulu

Susah dan Gugup Ngomong di Depan Umum? Konsul Aja Dulu

Tanya Admin


Penutup

Overthinking di malam hari bukan sekadar kebiasaan tidak wajar ini fenomena psikologis yang nyata, terutama dialami Gen Z. Beragam faktor seperti media sosial, tuntutan hidup, dan kurangnya manajemen emosi membuat malam hari menjadi ajang pertempuran pikiran. Tapi, bukan berarti jalan keluarnya rumit. Dengan langkah kecil seperti menenangkan rutinitas malam, mindfulness, mengatur akun digital, dan dukungan profesional, Gen Z bisa melawan overthinking dan bangkit dengan kesehatan mental lebih kuat.


 “Overthinking, also, best known as creating problems that are never there.”


Gambar kak Dilla Nafisa Sausan

Dilla Nafisa Sausan

at least i’ve tried to be better every day.

Writer Notes

Notes

Mengangkat topik overthinking tiap malam karena fenomena ini banyak dialami Gen Z. Malam sering jadi waktu di mana pikiran semakin aktif, memunculkan kekhawatiran berlebihan tentang masa depan hingga pencapaian diri, yang akhirnya berdampak pada stres dan kualitas tidur. Selain itu, Gen Z hidup di era dengan tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi, baik dari lingkungan sekitar maupun media sosial. Paparan informasi yang terus-menerus membuat mereka rentan membandingkan diri dengan orang lain, sehingga mudah merasa tidak cukup baik. Melalui tulisan ini, penulis berupaya membuka ruang diskusi mengenai pentingnya kesadaran akan overthinking serta mencari solusi agar gen z mampu menjaga keseimbangan mentalnya di tengah tantangan kehidupan modern.

Komentar