admin@dialogika.co +62 851 6299 2597
Kesalahan saat Interview, Tips Lolos Interview Kerja

Kelihatannya Sepele, Tapi 7 Sikap Ini Bisa Bikin Interviewer Ilfeel!

Kesalahan saat Interview, Tips Lolos Interview Kerja - Pernah gak sih kamu merasa udah jawab semua pertanyaan interview dengan lancer, tapi ujung-ujungnya tetep ditolak? Padahal, kamu yakin banget kalau jawabanmu udah sesuai, pengalaman kerjamu udah relevan, dan setiap persiapanmu juga sudah kamu pastikan tidak ada yang tertinggal. Namun tetap saja, email penolakan yang datang. Kalau pernah, tenang. Kamu nggak sendirian. Banyak kandidat gagal bukan karena mereka nggak kompeten, tapi karena kesalahan kecil yang sering disepelekan. Nah, di artikel ini kita bakal bahas 7 sikap sepele yang sering menjatuhkan kandidat saat interview, plus tips praktis untuk menghindarinya. Siap? Yuk, kita kupas satu-satu.

  • Key Takeaways
  • Kesan Pertama itu Krusial.
  • Detail Kecil Mencerminkan Profesionalitas.
  • Latihan Kecil Berdampak Besar.
  • Sikap Positif Lebih Berharga dari Jawaban Hafalan
  • Etika Sederhana = Respect.

Mengapa Hal Sepele Bisa Menentukan Hasil Interview?

Banyak orang menganggap interview kerja hanya soal kemampuan menjawab pertanyaan teknis atau menjual diri dengan meyakinkan. Padahal, faktanya interviewer sering lebih peka pada detail kecil yang memengaruhi penilaian mereka.


Bahkan, sebuah studi dari Forbes menyebutkan bahwa kesan pertama terbentuk hanya dalam waktu 7 detik pertama.


Dalam waktu sesingkat itu, hal-hal sederhana seperti cara memberi salam, ekspresi wajah, hingga nada bicara bisa menjadi indikator apakah kandidat dianggap bisa professional dalam bekerja atau tidak.


Kesalahan kecil memang tampak remeh, tapi dalam konteks interview justru bisa menjadi alasan mengapa seorang kandidat tidak melangkah ke tahap berikutnya. Jadi, mari kita bahas satu per satu 7 sikap sepele yang sering membuat interviewer ilfeel, beserta tips untuk menghindarinya.

1. Datang Terlalu Mepet (atau Terlalu Awal)

Dampak Terlalu Mepet

Datang mepet dengan waktu interview dapat memberikan kesan yang kurang bagus untuk HR, dikarenakan:
  • Kandidat kurang bisa mengatur waktu dengan baik.
  • Tergesa-gesa, sehingga terlihat tidak siap karena kandidat datang terlambat.
  • Membuat HR merasa khawatir jika di dunia kerja mungkin akan lebih tidak disiplin.
Selain itu, tubuh yang masih ngos-ngosan atau wajah berkeringat karena terburu-buru bisa memengaruhi performa saat wawancara.

Dampak Terlalu Awal

Sebaliknya, datang terlalu awal, misalnya 45 menit sebelum jadwal, juga bisa membuat suasana canggung. HR mungkin akan merasa terganggu karena belum siap menyambut atau justru sedang melakukan kegiatan yang lain.

Solusi yang Tepat

  • Usahakan datang 10–15 menit sebelum jadwal.
  • Jika sampai terlalu awal, gunakan waktu di luar kantor untuk bernapas sejenak, membaca catatan, atau mempersiapkan diri.

2. Jabat Tangan (atau Salam) yang Terlalu Lemah / Berlebihan

Arti Jabat Tangan

Dalam interaksi profesional, jabat tangan atau salam pertama mencerminkan tingkat percaya diri yang dimiliki seorang kandidat, keseriusan mereka dalam membangun hubungan profesional dengan pekerjaan, dan kesiapannya dalam menghadapi wawancara.

Kesalahan yang Sering Terjadi

  1. Terlalu Lemah – terkadang, berjabat tangan terlalu lemah dengan HR juga tidak baik karena terlihat seperti enggan atau takut, memberikan kesan minder pada kandidat.
  2. Terlalu Keras – nah namun, berjabat tangan terlalu keras juga bisa memberikan kesan jelek karena terasa mendominasi dan justru memberikan rasa tidak nyaman bagi HR.
  3. Tidak Menatap Mata Saat Bersalaman – selain itu, kesalahan kecil karena tidak menatap mata HR saat bersalaman juga akan membuat kesan canggung dan kurang tulus.

Solusi yang Tepat

  • Berikan jabat tangan yang tegas tapi tidak menyakitkan supaya terlihat percaya diri.
  • Sertai dengan senyum ramah dan kontak mata singkat.
  • Jika tidak memungkinkan untuk berjabat tangan, misalnya sedang dalam kondisi tertentu, berikan salam yang hangat dengan gesture tubuh terbuka.

3. Kontak Mata yang Canggung

Mengapa Kontak Mata Penting?

Kontak mata merupakan salah satu bahasa tubuh yang penting dilakukan karena menunjukkan perhatian pada lawan bicara, rasa percaya diri, serta ketulusan dalam komunikasi antara seorang kandidat dengan HR yang memberikan interview.


Namun, hal kecil yang sebenarnya sangat penting untuk diperhatikan ini, justru biasanya menjadi hal remeh yang ditinggalkan oleh kandidat karena merasa hanyalah sepele.

Kesalahan yang Sering Terjadi

  • Menghindari Tatapan Mata: menghindari tatapan mata dengan HR akan dianggap bahwa seorang kandidat tidak merasa percaya diri, gugup, atau sedang menyembunyikan sesuatu seperti kebohongan dalam jawabannya.
  • Menatap Terlalu Lama: tetapi, menatap HR terlalu lama juga bisa membuat HR akan merasa terintimidasi dan tidak nyaman karena dianggap kurang sopan.

Solusi yang Tepat

  • Tatap mata interviewer sekitar 60–70% dari waktu berbicara.
  • Sesekali alihkan pandangan ke samping atau ke bawah sebentar agar interaksi lebih natural.
  • Latih dengan role play interview bersama teman atau depan cermin.

4. Body Language yang Menutup Diri

Bahasa Tubuh sebagai Cermin Sikap

Menurut pakar komunikasi non-verbal, 55% komunikasi manusia dipengaruhi oleh bahasa tubuh yang digunakan kandidat interview. Artinya, meskipun jawaban terkesan sudah bagus, body language bisa merusak kesan yang terbentuk.

Contoh Sikap Menutup Diri

  • Menyilangkan tangan di dada, karena terlihat defensif atau tidak terbuka.
  • Membungkuk terlalu dalam, karena memberi kesan minder oleh kandidat.
  • Terlalu banyak gerakan gelisah seperti menggoyang kaki, menggigit/menjilati bibir, ataupun memainkan pena, karena terlihat gugup oleh HR juga kurang berkesan baik.

Solusi yang Tepat

  • Duduk dengan postur tegak dan bahu rileks.
  • Gunakan gesture tangan sewajarnya untuk menekankan poin pembicaraan.
  • Tersenyum di momen yang tepat untuk menunjukkan keramahan.

5. Nada Bicara Monoton / Terlalu Cepat

Nada bicara juga perlu diperhatikan oleh kandidat yang akan melaksanakan interview. Karena, hal-hal remeh yang sering dianggap kecil, justru ternyata sangat penting untuk dilakukan.

Dampak Nada Bicara Monoton

Jika bicara terlalu datar, interviewer bisa menganggap kamu:
  • Tidak antusias dengan posisi yang dilamar.
  • Tidak meyakinkan meskipun jawaban sebenarnya benar.

Dampak Bicara Terlalu Cepat

Sama seperti jika nada bicara terlalu monoton akan memberikan kesan buruk untuk HR yang meng-interview kandidat, maka berbicara terlalu cepat juga memberikan dampak jeleknya tersendiri, karena:
  • Interviewer akan kesulitan menangkap poin jawabanmu.
  • Terlihat gugup dan tidak menguasai materi.
  • Terkesan buru-buru dan ingin segera menyelesaikan sesi interview.

Solusi yang Tepat

  • Latih intonasi dengan cara membaca keras-keras artikel atau presentasi.
  • Gunakan jeda singkat setelah menyampaikan poin penting.
  • Rekam suara sendiri untuk mengevaluasi gaya bicara.

6. Lupa Mengucapkan Terima Kasih

Ucapan terima kasih mungkin terlihat sederhana dan tidak begitu penting. Sehingga terkadang, kandidat akan melupakan hal tersebut.


Padahal, meskipun kelihatannya sederhana, ungkapan terima kasih kepada HR setelah menyelesaikan interview ini menunjukkan:
  • Rasa hormat kepada interviewer yang sudah meluangkan waktu.
  • Attitude positif yang mencerminkan profesionalitas.
  • Kesadaran bahwa interview adalah kesempatan, bukan kewajiban perusahaan.

Kesalahan yang Sering Terjadi

  • Langsung keluar ruangan tanpa menutup percakapan dengan baik.
  • Menganggap ucapan terima kasih tidak perlu karena “sudah formalitas”.

Solusi yang Tepat

Solusi untuk hal tersebut, setelah sesi selesai, kandidat interview bisa mengucapkan kalimat terima kasih kepada HR seperti, “Terima kasih banyak atas waktunya, saya sangat menghargai kesempatan ini.”


Jika memungkinkan, kirim email singkat pasca interview sebagai bentuk follow-up profesional.

7. Mengabaikan Etika Digital (HP Bunyi, Notifikasi, atau Cek Gadget)

Kenapa Sangat Mengganggu?

Di era digital, banyak kandidat yang melupakan bahwa membawa HP ke ruang interview berarti harus disiplin dalam penggunaannya.


Bunyi notifikasi, dering telepon, atau sekadar melirik HP saat interviewer berbicara bisa menimbulkan kesan:
  • Tidak menghargai momen.
  • Kurang fokus dan profesional.
  • Mudah terdistraksi, yang meragukan performa kerja nanti.

Solusi yang Tepat

  • Pastikan HP dalam mode silent atau airplane.
  • Simpan di tas, bukan di meja interview.
  • Fokus penuh pada sesi wawancara, tunjukkan kamu menghargai setiap detiknya.

Menawar, negosiasi, murah

Tanya Aja Dulu

Susah dan Gugup Ngomong di Depan Umum? Konsul Aja Dulu

Tanya Admin


Kesimpulan

Interview kerja bukan hanya soal memberikan jawaban yang pintar atau pengalaman yang impresif, tetapi juga detail kecil dalam sikap yang bisa memberikan dampak besar.


Dari cara datang tepat waktu, jabat tangan yang pas, kontak mata, hingga sekadar mengucapkan terima kasih, semua itu membentuk gambaran utuh tentang profesionalitas seorang kandidat.


Kesalahan sepele yang dilakukan, meskipun terkesan hanya karena hal kecil, bisa membuat HR akan merasa ilfeel. Tapi kabar baiknya, semua bisa dilatih dan dipersiapkan.


Dengan memperhatikan detail kecil, kandidat interview bisa tampil lebih percaya diri, berkesan positif, dan meningkatkan peluang diterima.


Jadi ingat, jangan biarkan hal-hal sederhana menutup kesempatan besar dalam kariermu!


“Attitude is a little thing that makes a big difference.”


Gambar kak Amelia Miftakhus Sa'adah

Amelia Miftakhus Sa'adah

Better late than never try

Writer Notes

Notes

Dalam proses rekrutmen, banyak kandidat berfokus pada kualitas jawaban dan pengalaman kerja yang ditawarkan. Namun, sering kali yang luput diperhatikan justru aspek sederhana yang tampak sepele. Padahal, detail kecil inilah yang sering kali menentukan bagaimana interviewer membentuk kesan terhadap seorang kandidat. Melalui artikel ini, penulis ingin menyoroti beberapa sikap kecil yang tanpa disadari mampu memengaruhi keberhasilan interview. Tujuannya bukan sekadar memberikan daftar larangan, tetapi mengajak pembaca untuk memahami makna di balik setiap sikap dan bagaimana hal tersebut mencerminkan profesionalitas. Dengan menyadari pentingnya detail kecil, diharapkan pembaca dapat mempersiapkan diri lebih matang, menjaga sikap dengan tepat, dan meningkatkan peluang tampil sebagai kandidat yang meyakinkan. Karena pada akhirnya, kesuksesan interview bukan hanya tentang “apa yang kita katakan”, tetapi juga “bagaimana kita menunjukkannya”.

Komentar