admin@dialogika.co +62 851 6299 2597
Cara, Tips, Silent treatment, Pasangan, Hubungan, Toxic

Cara Menyikapi Pasangan yang Silent Treatment

Silent treatment - Pernah nggak sih kamu chat pasanganmu, tapi nggak dibalas sampai berjam-jam? Atau mungkin kamu cerita panjang lebar, tapi cuma dibalas dengan “hmm” atau malah… diam seribu bahasa? 

Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami silent treatment. Situasi di mana seseorang memilih untuk diam, mengabaikan, atau menarik diri dari komunikasi, biasanya karena sedang marah, kesal, atau ingin memberi "pelajaran’" Sayangnya, kalau ini terus terjadi, hubungan kalian bisa jadi kayak api kecil yang pelan-pelan padam. Nggak meledak, tapi memudar tanpa kamu sadari.

  • Key Takeaways
  • Silent treatment adalah pola diam/ menghindar
  • Bisa jadi perilaku pasif-agresif yang toxic.
  • Empati memahami alasan di balik diamnya pasangan.
  • Memberi jeda itu baik
  • Batasan sehat perlu disepakati

Apa Itu Silent Treatment?

Silent treatment adalah pola komunikasi pasif-agresif ketika seseorang sengaja tidak merespons, menolak bicara, atau menjauhkan diri tanpa penjelasan. Biasanya muncul saat ada konflik, salah paham, atau luka emosional yang belum selesai.


Memang benar, diam kadang dibutuhkan untuk menenangkan diri. Tapi beda halnya kalau diam digunakan untuk menghukum atau mengontrol pasangan. Di titik inilah silent treatment bisa jadi toxic.

Silent Treatment Itu Umum, Tapi Jangan Dianggap Sepele

Nggak bisa dipungkiri, silent treatment adalah bagian dari dinamika hubungan yang nyata. Banyak orang baik sadar atau nggak melakukannya saat merasa kewalahan atau tersakiti. Tapi kalau kita biarkan terus tanpa disikapi dengan tepat, diam bisa jadi benih dari hubungan yang membusuk pelan-pelan.

Cara Menyikapi Pasangan yang Silent Treatment

1. Sadari Kalau Ini Bisa Jadi Perilaku Toxic

Langkah pertama adalah menyadari bahwa silent treatment bukan hal remeh. Menolak berkomunikasi bisa berdampak langsung ke harga diri, rasa aman, bahkan keintiman dalam hubungan.


Bukan berarti kita harus marah balik, tapi penting untuk tidak menganggap ini wajar atau “ya udahlah, dia emang gitu orangnya.”

2. Tumbuhkan Empati dan Coba Pahami Alasannya

Coba tarik napas dulu. Jangan langsung menyimpulkan pasanganmu jahat. Mungkin dia sedang mengalami tekanan, kesedihan, atau trauma yang membuatnya memilih diam.


Kadang, seseorang yang menjauh bukan karena ingin menyakitimu, tapi karena mereka sendiri sedang kesulitan memproses emosinya. Hubungan dimulai dari keberanian untuk memahami dan bertanggung jawab terhadap keberadaan orang lain, bukan sekadar bereaksi atas perlakuannya.

3. Beri Jeda, Tapi Jangan Ikut Menghilang

Kalau pasanganmu sedang diam, beri ruang. Tapi jangan sampai kamu juga ikutan ghosting. Kamu bisa tetap hadir dengan lembut, misalnya bilang:


"Aku ngerti kamu lagi butuh waktu. Aku di sini kalau kamu siap cerita."
Ini seperti jembatan kecil yang bilang: “Aku nggak pergi, tapi aku juga nggak bisa terus-terusan menebak.”

4. Komunikasikan Perasaanmu Tanpa Menyalahkan

Ketika waktunya tepat, sampaikan perasaanmu dengan jujur tapi tidak menuduh. Gunakan “aku” daripada “kamu”.


Contoh: "Aku merasa bingung dan sedih ketika kamu memilih diam. Aku butuh tahu kita masih di tim yang sama."
Komunikasi seperti ini mengundang dialog, bukan debat.

5. Tegaskan Batasan Bersama

Hubungan yang sehat butuh kesepakatan: bahwa kita boleh butuh waktu sendiri, tapi tidak membiarkan diam jadi senjata.


Kamu bisa bilang: "Kalau kita lagi ada masalah, boleh nggak kita saling kasih tahu kalau butuh waktu, tapi juga janji untuk ngobrol lagi setelahnya?"
Ini akan membantu kalian saling mengerti ritme emosional masing-masing.

6. Libatkan Pihak Ketiga Jika Perlu

Kalau silent treatment terjadi terus-menerus, dan kamu sudah mencoba berbagai cara tapi tetap mentok, mungkin saatnya melibatkan bantuan profesional seperti konselor atau terapis pasangan. Kadang kita butuh sudut pandang luar untuk membuka jalan yang buntu.


Menawar, negosiasi, murah

Tanya Aja Dulu

Susah dan Gugup Ngomong di Depan Umum? Konsul Aja Dulu

Tanya Admin


Penutup

Diam bukan solusi - Setiap pasangan pasti pernah diam-diaman. Tapi yang membedakan hubungan yang tumbuh dan yang runtuh adalah bagaimana kita menyikapi keheningan itu.


Jangan buru-buru menyimpulkan atau menyalahkan. Tapi juga jangan membiarkan dirimu terluka terus tanpa kejelasan. Sebab cinta yang sehat bukan hanya soal mencintai saat senang, tapi juga soal berani menyentuh luka dan berkata: "Aku di sini. Kita bisa ngobrolin ini."


Kalau kamu sedang berada di titik itu sekarang, semoga tulisan ini jadi pengingat: kamu pantas dipahami, dan hubungan yang sehat selalu dimulai dari keberanian untuk saling bicara.

"The most terrible poverty is loneliness, and the feeling of being unloved."


Gambar kak Fitriani

Fitriani

The only way to do great work is to love what u do

Gambar kak Ariful Fathoni

Ariful Fathoni

I will always with me

Writer Notes

Notes

Orang bilang, hidup ini bagai roda: kadang di atas, kadang di bawah. Perjalanan asmara juga begitu, penulis pikir. Kadang full happy, kadang bikin frustasi. Orang bilang, kesengsaraan justru memberi makna pada kesejahteraan, begitupun sebaliknya. Maka tugas kita, barangkali, cukup perlu tabah melaluinya.

Komentar