admin@dialogika.co +62 851 6299 2597
kebiasaan buruk, ngobrol, tips nyaman

Cara Bikin Obrolan Makin Nyaman: Hindari 6 Kesalahan Ini

Kebiasan Buruk Pernah nggak sih, kamu merasa tiba-tiba orang-orang jadi agak menjaga jarak? Atau mereka terlihat nggak terlalu antusias tiap kamu ngajak ngobrol? Padahal kamu ngerasa biasa aja. Ngobrol ngalir, topiknya seru (menurutmu), tapi responsnya datar. Nah, bisa jadi bukan soal topik atau gaya bicara, tapi ada kebiasaan buruk dalam ngobrol yang nggak kamu sadari.

Kita sering kali fokus sama apa yang mau kita sampaikan, tapi lupa merhatiin cara kita menyampaikannya. Yuk, kita refleksi bareng—siapa tahu selama ini ada blind spot yang bikin orang lain nggak nyaman ngobrol bareng kamu.

  • Key Takeaways
  • Memberi nasihat tanpa diminta
  • Memotong pembicaraan
  • Terlalu fokus pada diri sendiri
  • Main HP saat ngobrol
  • Mengalihkan topik secara tiba-tiba

Cek Dulu: Apakah Kamu Punya Salah Satu dari 6 Kebiasaan Buruk Ini?

1. Memotong Omongan Orang Lain

Kadang kita terlalu semangat pengen cerita atau nambahin, sampai lupa kalau orang lain masih bicara. Ini sering banget terjadi tanpa sadar, tapi dampaknya besar: bikin lawan bicara ngerasa diabaikan atau nggak dihargai.
Solusinya? Latih kesabaran. Tahan dulu 3 detik setelah orang selesai ngomong, baru kamu masuk. Dengarkan sampai tuntas. Karena kadang, justru di bagian akhir mereka baru nyampe ke poin pentingnya.

2. Terlalu Sering Ngomongin Diri Sendiri

Pernah ngobrol sama orang yang setiap topik ujung-ujungnya balik ke dirinya sendiri? Capek, kan? Nah, hati-hati, bisa jadi kamu juga begitu. Niatnya mungkin mau berbagi pengalaman, tapi kalau porsinya kebanyakan, jadinya monolog, bukan dialog.
Solusinya? Terapkan aturan 50:50. Seimbangin antara cerita kamu dan ngasih ruang buat orang lain. Tunjukkan ketertarikan dengan bertanya balik, kayak “Kalau kamu sendiri gimana?” atau “Pernah ngalamin hal serupa?”

3. Asik HP-an Sendiri Saat Ngobrol

Ngobrol tapi mata ke layar. Fisiknya hadir, tapi pikirannya di reels atau DM Instagram. Ini sinyal bahwa kamu kurang menghargai momen ngobrol bareng. Lama-lama orang jadi males cerita lagi.
Solusinya? Saat ngobrol, letakkan HP-mu terbalik atau jauh dari tangan. Jadikan percakapan sebagai ruang eksklusif, bukan selingan. Kehadiran penuh (bukan cuma tubuh, tapi juga perhatian) itu mahal, lho.

4. Ngasih Nasihat Tanpa Diminta

Kadang niat kita baik—pengen bantu. Tapi nggak semua orang butuh solusi saat itu juga. Kadang mereka cuma butuh didengarkan. Ngasih saran tanpa permintaan bisa terasa seperti menggurui, bahkan merendahkan.
Solusinya? Tahan dulu naluri “problem-solver”-mu. Cukup dengarkan dengan empati. Kalau pun mau bantu, tanya dulu: “Kamu pengen didengar aja atau pengen aku bantu cari solusi?

5. Ngomong Terlalu Cepat (Atau Terlalu Lambat)

Ngomong cepat banget bisa bikin lawan bicara ketinggalan poin. Tapi terlalu lambat juga bisa bikin bosan dan kehilangan fokus. Kunci komunikasi itu ada di ritme.
Solusinya? Perhatikan respons lawan bicara. Kalau mereka sering minta pengulangan, mungkin kamu terlalu cepat. Kalau mereka terlihat melamun, bisa jadi terlalu lambat. Sesuaikan dengan konteks dan gaya teman ngobrolmu.

6. Mengalihkan Topik secara Tiba-Tiba

Baru aja orang lain cerita soal kucingnya yang sakit, eh kamu langsung lompat ke obrolan tentang konser minggu depan. Perpindahan topik yang terlalu mendadak itu kayak rem mendadak dalam percakapan: bikin kaget dan kehilangan koneksi.
Solusinya? Pastikan topik sudah “selesai” sebelum pindah. Atau kalau memang perlu pindah, kasih jembatan kecil, seperti “Ngomong-ngomong soal itu, aku jadi inget…”

Ngobrol Itu Bukan Tentang Kamu, Tapi Tentang Kita

Mengobrol itu bukan sekadar tukar cerita, tapi membangun ruang aman di mana dua orang bisa merasa didengar dan dipahami. Kemampuan ngobrol yang baik bukan cuma bikin kamu disukai, tapi juga bikin relasi kamu lebih sehat—baik di kampus, kerja, maupun hubungan personal

Kalau kamu merasa salah satu dari kebiasaan di atas ada di dirimu, bukan berarti kamu buruk. Justru itu langkah pertama menuju versi dirimu yang lebih menyenangkan buat diajak ngobrol. Berbenah pelan-pelan, mulai dari satu kebiasaan dulu. Karena ngobrol yang baik bukan bawaan lahir, tapi hasil dari kesadaran dan latihan.


Menawar, negosiasi, murah

Tanya Aja Dulu

Susah dan Gugup Ngomong di Depan Umum? Konsul Aja Dulu

Tanya Admin


Penutup

Mengobrol yang baik itu bukan tentang siapa yang lebih pintar atau lebih banyak bicara, tapi tentang bagaimana kita bisa saling mendengarkan dan menghargai satu sama lain. Dengan menghindari kebiasaan buruk ini, kamu bisa membangun percakapan yang lebih menyenangkan dan hubungan yang lebih hangat. Ingat, komunikasi yang efektif butuh kesadaran dan latihan, jadi mulai dari sekarang, yuk jadi lebih peka dan hadir saat ngobrol!

- Maya Angelou:

"People will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel."
Gambar kak Ariful Fathoni

Ariful Fathoni

I will always with me

Gambar kak Fitriani

Fitriani

The only way to do great work is to love what u do

Writer Notes

Notes

Menulis tentang kebiasaan ngobrol ini bikin saya sadar, banyak hal kecil yang sering kita anggap sepele tapi punya dampak besar pada hubungan sosial. Saya ingin artikel ini terasa ringan dan relatable, bukan teori komunikasi yang susah dipraktikkan. Dengan contoh nyata dan solusi simpel, harapannya bisa bantu kamu lebih peka saat ngobrol, bikin hubungan lebih hangat, dan tentunya, ngobrol jadi lebih menyenangkan! 🚀

Komentar